Tuesday, September 6, 2011

Segala Kuasa Ada di Tangan Tuhan

By: yan

Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya (1 Tawarikh 29:12)

Saya tertarik pada Singapura, bukan karena negara ini adalah surga wisata dan cuci mata. Tetapi karena Sing-Lish (Singaporean-English). Apa itu? Mereka mengucapkan bahasa Inggris diakhiri kata “-lah”. Artinya kurang-lebih adalah “deh.” Misalnya: “It’s okay-lah” (boleh deh), “No problem-lah” (nggak masalah deh), dan seterusnya. Kita juga bisa membuat Indo-Lish (Indonesian-English). Gunakan bahasa Inggris dengan akhiran “-donk” misalnya, “Of-course donk” (tentu saja donk), “Help me donk” (tolong saya donk).

Tetapi inspirasi yang ingin saya bagikan di sini adalah pengalaman ketika suatu kali pelayanan di Singapura. Kami terpaksa naik taksi karena panitia berhalangan menjemput. Wah, saya bingung. Jangankan Singapura, di Singaparna saja saya tidak tahu jalan. Ketika kami sedang ngobrol di taksi, tiba-tiba sang sopir yang sudah tua menyela dalam bahasa Inggris, “Kalian dari Indonesia?” Setelah kami mengiyakan, ia bertanya, “Tahukah kalian, Lee Kuan Yew (tokoh politik Singapura) berasal dari Indonesia?” Jelas, kami tidak tahu. Sang sopir menertawakan ketidaktahuan kami dan bercerita, “Saya dulu benci Lee Kuan Yew. Waktu saya tahu dia bukan orang Singapura, saya lebih benci lagi. Kenapa?” ia bertanya sendiri lalu menjawab sendiri, “Karena sebagai orang asing, ia memerintah dengan tangan besi. Banyak membuat peraturan-peraturan yang mengekang kebebasan kami. Uh, saya benci sekali padanya.” Ia terdiam sebentar sambil melirik spion. Mungkin ia ingin memastikan kami tidak tidur mendengar ceritanya. Menangkap mata kami tetap penuh keingintahuan, ia pun melanjutkan. “Tetapi itu dulu. Sebelum kami menikmati hasilnya. Singapura yang dulu jorok, kumuh, miskin, berubah jadi cantik, modern, bersih, dan makmur. Sekarang saya mencintainya. Ternyata apa yang dilakukannya itu bukan untuk dirinya, tetapi untuk kepentingan kami semua.” Ia mengakhiri ceritanya dengan mengacungkan jempol.

Saya mendapatkan inspirasi berharga. TUHAN telah melakukan hal yang lebih hebat dari Lee Kuan Yew. Apa yang dipikirkan dan dilakukan-Nya bukan untuk diri-Nya melainkan untuk kepentingan kita semua. DIA terpaksa melakukan segala cara—mulai dari cara lembut sampai cara yang keras — untuk mengubah hidup kita lebih baik. Namun, dalam ketidakmengertian, kita membenci-Nya, menolak-Nya, memusuhi-Nya, melawan-Nya, menyakiti hati-Nya. Sampai akhirnya, hidup kita berubah lebih baik, barulah kita menyadari betapa DIA sangat mengasihi kita di setiap rencana-Nya maupun perbuatan-Nya. Di setiap rencana-Mu / Kau tunjukkan masa depan p’nuh harapan / Di setiap perbuatan-Mu / Kau bawaku menuju hidup berkelimpahan Sebab itu mulai dari sekarang, jangan ada salah paham lagi terhadap TUHAN. Daripada merecoki TUHAN yang sedang mewujudkan rencana-Nya yang indah terhadap kita, lebih baik kita fokus melakukan bagian kita dengan percaya, bahwa apa pun problem yang sedang dihadapi saat ini, pada akhirnya kemenanganlah yang TUHAN berikan.

Segala kuasa ada di tangan TUHAN / Ku hanya perlu bertindak dengan iman / Segala kuasa ada di tangan TUHAN / yang memberikanku kemenangan pada akhirnya –album Call Me Blessed. Salam inspirasi dari worship part¬ner Anda dari dalam taksi di Singapura.

Sumber: Majalah Bahana, Agustus 2008

0 comments:

Post a Comment