Saturday, September 10, 2011

SELALU ADA BERKAT

By: Jonathan Prawira

Di masa krisis, tidak heran kalau ada yang merindukan berkat TUHAN lebih lagi. Namun seimbangkanlah dengan merenungkan bagaimana kita menyikapi berkat TUHAN selama ini. Alkisah, Daud kanak-kanak tidak tahan lagi merasa dibedakan dari saudara-saudaranya karena disuruh menjaga domba, sementara mereka dipersiapkan bekerja di istana. Sehingga ia memutuskan meninggalkan rumahnya dan tidak kembali lagi. Setelah beberapa hari melarikan diri, ia pun menderita lapar, haus, lelah, malam kedinginan, dan siang kepanasan. Ia jatuh terduduk kehabisan tenaga.

Di tengah penderitaannya, tiba-tiba ia mencium aroma roti segar dari sebuah rumah. Mengalahkan rasa malunya, ia pun mendekatinya. Si pemilik rumah menyambutnya dengan belas kasihan, mengajaknya masuk, dan menghidangkan roti dan susu.

Setelah kenyang, Daud berkata, “Terimakasih bapa. Aku tidak dapat membalas kebaikan bapa yang seperti malaikat yang diutus TUHAN.” Si pemilik rumah tersenyum dan menjawab, “Baru kuhidangkan roti dan susu saja engkau sudah berterimakasih dan menyebutku malaikat. Bukankah di rumahmu engkau memperoleh roti yang mengenyangkan dan susu yang memuaskan? Selimut dan tempat tidur yang menghapus kelelahanmu? Jubah yang menghangatkan di waktu malam dan tempat berteduh yang menyejukkan di waktu siang? Air bersih yang menyegarkan dan obat yang menyehatkan tubuhmu?”

Orang itu kemudian merangkulnya, “Selama engkau hanya memikirkan bagaimana memiliki yang engkau belum punya, itu bisa mengurangi kebahagiaanmu. Tapi selama engkau memikirkan bagaimana menggunakan apa yang engkau punya untuk orang lain, itu bisa menambah kebahagiaanmu bahkan memberikanmu apa yang belum engkau punya.” Saat itulah Daud pun terbangun dari mimpinya. Ia pun bangkit dan berjalan lagi. Kali ini menuju rumahnya, bapa-ibunya, domba-dombanya, dengan tekad ingin menjadi berkat bagi mereka karena berkat TUHAN cukup baginya.

Kemana pun kakiku berjalan, tanah yang aku pijak dapat Kau berikan.Bukan di mana kita berada tetapi apakah TUHAN menyertai kita, itu yang menentukan berkat kita. Daud berjalan di padang rumput, tetapi TUHAN memberikan seluruh Israel kepadanya.

Dan apapun yang aku kerjakan, bila Kau turun tangan dapat menghasilkan.
Bukan jenis pekerjaan, tetapi bagaimana kualitas mengerjakan pekerjaan itu yang menentukan berkat kita. Daud mengalahkan beruang dan singa karena ingin menjadi berkat bagi dombanya, ia mengalahkan Goliat karena ingin menjadi berkat bagi Israel. Hasilnya, ia masuk istana bukan karena rekomendasi siapapun melainkan diangkat TUHAN sendiri.

Selalu ada berkat, yang telah Kau sediakan. Selama ku percaya pada janjiMu TUHAN.
Selalu ada rezeki bagi orang yang melakukan pekerjaannya dengan motivasi yang benar. Bukan karena janji manusia atau keadaan, tetapi karena percaya bahwa pekerjaannya pasti dihargai TUHAN dengan sepantasnya.

Selalu ada berkat, mengikutiku senantiasa. Selama ‘ku bekerja dengan taat dan setia.
Bukan sekadar kerja keras tetapi karakter seseoranglah yang menentukan apakah ia bisa mempertahankan rezeki yang sudah diterimanya. Kualitas hati Daud dalam memelihara dombanya mewarnai kualitasnya memelihara rakyatnya, sehingga TUHAN mempertahankan tahtanya sampai akhir hayatnya.

Daud menginspirasi saya, rahasia terbesar diberkati adalah menjadi berkat. Semoga keberadaan dan pekerjaan kita menjadi berkat bagi sesama, sehingga mengalami janji TUHAN, selalu ada berkat dalam kehidupan kita. Tetap menyembah TUHAN dan salam inspirasi.

* Lagu Selalu Ada Berkat dibawakan Hosanna Panggabean di album Tuhan Punya Jalan Keluar.

Sumber: Majalah Bahana, November 2009

0 comments:

Post a Comment