Monday, September 12, 2011

Semua Kau Tambahkan

By: Jonathan Prawira

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat. 6:33)

Ada yang merasa hal-hal rohani menghalangi mereka meraih hal-hal terbaik di dunia. Sebaliknya, ada yang merasa dunia ini menghalangi mereka dekat dengan TUHAN. Alkisah, seorang pertapa merasa ia-lah yang paling dekat dengan TUHAN karena yang dilakukannya sepanjang hari hanyalah bermeditasi dan merenung mencari kebenaran sejati. Suatu ketika TUHAN berkata, “Ketahuilah, ada seorang anak yang lebih dekat pada-Ku daripada engkau.” Pertapa itu bertanya, “TUHAN, siapa dia dan apa yang dilakukannya bagi-Mu sehingga ia bisa dekat pada-Mu?” Lalu TUHAN bersabda, “Pergilah, dan perhatikan bagaimana anak itu dekat pada-Ku.” Maka sesuai petunjuk TUHAN, pergilah pertapa itu untuk memperhatikan apa yang dilakukan anak itu.

Namun yang ia dapati mengherankan hatinya. Pagi-pagi buta, seorang anak mengeluarkan dombanya dari kandang sambil bernyanyi, “Hatiku siap membangunkan fajar.” Kemudian, siang hari setelah menghalau binatang-binatang buas yang hendak menerkam dombanya, ia memainkan kecapinya menghibur domba-dombanya, “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Sore hari, anak itu kembali membawa masuk dombanya ke kandang sambil memuji, “Dari terbit matahari sampai pada masuknya, biarlah nama TUHAN yang kupuji.” Demikian seterusnya sampai anak itu tidur.

Lalu TUHAN datang dan bertanya kepada pertapa, “Apa yang engkau lihat?” Pertapa itu menjawab, “Ah, TUHAN, aku hanya melihat seorang anak biasa-biasa saja yang memuji engkau tujuh kali di tengah-tengah kesibukannya.” Lalu TUHAN bertanya, “Berapa kali engkau memuji-Ku hari ini?” Pertapa itu menjawab, “Tidak sama sekali TUHAN. Aku sibuk memperhatikan anak itu.” TUHAN pun menjelaskan, “Nah, di tengah kesibukannya, anak itu ingat kepada-Ku, sedangkan baru satu tugas yang Kuberikan, engkau sudah melupakan-Ku. Tidak heran bukan, anak itu lebih dekat kepada-Ku daripada engkau?”

‘Ku mau mencari lebih dahulu k’rajaan-Mu dan keb’naran-Mu.
Mencari kerajaan dan kebenaran TUHAN tidak berarti kita mesti meninggalkan dunia. TUHAN tidak pernah menyuruh kita meninggalkan dunia ataupun bersahabat dengan dunia. Tetapi sejak manusia pertama, kita dipanggil untuk mengalahkan dan mengelola dunia. Mencari kerajaan dan kebenaran TUHAN artinya kita membawanya ke kehidupan kita sehari-hari.

‘Ku tak kuatir, ‘ku ada di tangan TUHAN yang menyediakan.
TUHAN menyuruh kita tidak khawatir akan hari esok, bukannya tidak merencanakan hari esok. Khawatir adalah sinyal hati yang menyala bila dua hal terjadi: kita tidak mempersiapkan diri dengan baik atau kita tidak menyerahkan perkara itu kepada TUHAN. Cara mematikan alarm khawatir adalah melakukan kedua hal tersebut secara seimbang. Tidak menyerah pada keadaan, tetapi berserah pada hasil yang TUHAN tentukan.

Semua Kau tambahkan, dimana ‘ku kekurangan, Bapa tahu yang kuperlu sebelum kupinta.
Jika kita seorang bos sejati, maka apapun yang dibutuhkan anak-buah kita untuk membawa keuntungan bagi perusahaan pasti kita dukung. Apalagi TUHAN, Pemimpin yang baik, Ia pasti men-support setiap usaha kita untuk memuliakan nama-Nya.

Asalkan kulakukan segala yang Kau inginkan, Kau memberi upah bagi ketaatanku (dari album UNSTOPPABLE)
Saksi-saksi iman di marketplace seperti Abraham, Ishak, Yakub, Ayub, Ester, Ruth, Maria dan sebagainya, menginspirasi saya. Success is our reward. Kalau kita lebih fokus pada bagaimana mengaplikasikan firman TUHAN dalam menyelesaikan problem daripada pada besarnya problem, khawatir, dan takut, maka kita akan meraih janji TUHAN. Apapun yang kurang, semua akan TUHAN tambahkan dalam hidup kita.

Kalau di tengah kesibukannya, orang Majus yang sukses dan terpandang sempat mencari TUHAN, pastilah mereka sudah mengatur waktu dan pekerjaan dengan baik. Kita juga bisa menjadi orang-orang Majus tersebut. Salam inspirasi dan selamat mengalami kerajaan TUHAN turun di tempat Anda seperti di surga.
Worship partner Anda, Jonathan Prawira

Sumber: Majalah Bahana, Desember 2009

0 comments:

Post a Comment