Monday, September 12, 2011

CINTAILAH TEGORAN

By: Pdt. Yohanes Sungadi, S.Th

Pada umumnya, kebanyakan manusia sulit menerima tegoran. Melalui tulisan ini saya berharap bisa menjadi bahan koreksi. Syukur-syukur mencintai tegoran. Alkitab katakan, “Jikalau si pencemooh kau pukul, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak. Jikalau orang yang berpengertian ditegor, ia menjadi insyaf” (Ams. 19:25).



Biasanya, bila jemaat ditegor melalui firman-Nya, ada yang pura-pura mendengar, ada pula yang pura-pura mengerti, kemudian menjadi emosional dan mengancam tidak akan ke gereja atau persekutuan. Namun, ada pula yang menyadari. Akhirnya menjadi insyaf, kemudian berdoa dan bertobat. Itulah karakter manusia.



Apakah yang dimaksud dengan berpengertian itu? Alkitab mencatat bahwa orang berpengertian adalah yang mengenal Allah yang Mahakudus....dan mengenal yang Mahakudus adalah pengertian (Ams. 9:10). Jadi, orang yang mengenal yang Mahakudus adalah berpengertian.



Kita tahu bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal yang benar di dalam Kristus. Dia adalah Allah dan kita ada di dalam yang benar dan hidup yang kekal (1 Yoh. 5:20).



Kalau kita mengenal Allah yang benar, maka kita harus beribadah dengan sungguh-sungguh. Jangan beribadah kepada ilah lain, misalnya dukun, paranormal atau orang pintar. Jadi, tegoran itu mampu mengusir kebodohan kita bila kita bersedia, menjadi insyaf dan sadar.



Apa Akibat Membenci Tegoran?



Akan Menjadi Dungu

“Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan. Tetapi siapa membenci tegoran adalah dungu” (Ams. 12:1).

Orang dungu itu sulit mengerti, sama dengan orang bebal. Seperti Nabal, orang bebal suami Abigael. Nama Nabal punya arti bebal hatinya. Nabal tidak mengenal Daud sebagai panglima Israel. Ini ´kan aneh, dombanya dijagai oleh Daud dan tentara. Sehingga tidak kehilangan domba-dombanya itu (1 Sam. 25).



Akan Menjadi Tersesat

“Siapa mengindahkan didikan, menuju kehidupan, tetapi siapa abaikan tegoran, tersesat.” (Ams. 10:17).

Orang yang mengabaikan tegoran akan tersesat. Artinya, kalau ada permasalahn dalam kehidupannya ia lalu mencari orang pintar bukan mencari Tuhan. Saya punya kakak, pada waktu sakit malah mencari dukun, kemudian diberi air untuk diminum. Namun, ia malah tambah hancur. Setelah didoakan oleh orang Kristen, ia sembuh dan bekas patahnya pun tidak ada setelah di rontgen di rumah sakit. Ia akhirnya bertobat dan menjadi pendeta.



Jangan tersesat, andalkan Tuhan. Dia dokter di atas segala dokter (Jehova Rapha, Keluaran 15:26), bandingkan dengan Yeremia 17:5, 7.



Kita Akan Mati

....Dan siapa benci kepada tegoran akan mati (Ams. 15:10). Mati di sini bukan berarti mati jasmaninya, tetapi mati dalam hal rohani. Seperti Adam dan Hawa ketika jatuh dalam dosa, mereka menolak tegoran, akibatnya putus hubungan dengan Tuhan. Itulah yang dinamakan mati rohani.

Maka, mulai sekarang belajarlah mencintai tegoran. Memang tidak mudah. Tapi, siapa mencintai tegoran, karakternya akan bertumbuh ke arah Kristus.

* Penulis, hamba Tuhan yang melayani di Persekutuan Doa Bukit Zaitun Surakarta

Sumber: Majalah Bahana, Januari 2010

0 comments:

Post a Comment