Monday, September 12, 2011

OVER THE TOP

By: Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham

Ada seorang anak bernama Victor Serebriakoff. Pada usia 15 tahun gurunya mengatakan bahwa ia tidak akan dapat menyelesaikan pendidikan dan sebaiknya berhenti sekolah untuk belajar ketrampilan. Victor menerima nasihat itu dan selama 17 tahun berikutnya dia menjadi pengembara yang melakukan pekerjaan serabutan. Dia diberitahu bahwa dia orang “tolol” dan selama itu pula dia bertindak sebagai orang tolol. Pada usia 32 tahun, ia menjalani tes psikologi dan ternyata ia seorang jenius dengan IQ 161. Sejak itu ia bertindak sebagai orang jenius. Dia mulai menulis buku, mendapatkan sejumlah hak paten dan menjadi usahawan sukses. Dia juga kemudian terpilih menjadi ketua “International Mensa Society” yaitu perhimpunan orang jenius yang mensyaratkan anggotanya memiliki IQ minimal 140.

Apa yang merupakan momen perubahan radikal dalam diri Victor? Kesadaran bahwa dia bukan seorang pecundang tolol, tapi dia memiliki potensi yang sangat besar yang harus dikobarkan. Ketika dia melihat dirinya sedemikian dan hidup sebagai orang besar, maka keberhasilan diberikan Tuhan kepadanya. Seperti Victor, kita pun harus menyadari bahwa Tuhan memiliki rencana besar dalam hidup kita. Dia ingin kita mengalami kehidupan yang berhasil dan penuh mukjizat. Allah itu tidak terbatas. Tapi kitalah yang seringkali membatasi kuasa- Nya dengan pikiran kita yang terbatas dan hati kita yang sempit. Nah, karena Allah tidak bisa memberkati orang yang kapasitas hatinya sempit, maka kita harus merubah pola pikir kita dan menyelaraskannya dengan pola pikir Allah (Rm. 12:2). Yesus berkata, “Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu.” (Yoh. 14:12). Itu berarti Tuhan ingin agar kita hidup di atas rata-rata.

Untuk mencapai hal itu kita harus membuang roh mediokritas, merasa puas dengan hasil lumayan. Banyak orang ketika ditanya, “Apakah Anda bahagia dengan hidupmu? Apakah Anda sudah meraih sukses dalam kariermu?” Maka jawabannya adalah, “Lumayan”. Mengapa kita puas dengan nilai C atau B bila kita bisa meraih A? Mengapa kita puas dengan hasil yang lumayan, bahkan hasil yang baik, padahal kita bisa meraih yang terbaik? Proklamator Indonesia, Ir. Sukarno pernah berkata, “Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit”. Milikilah impian yang tinggi, miliki keinginan yang kuat untuk hidup di atas rata-rata.

Orang yang punya spirit of mediocrity cirinya antara lain: suam-suam kuku, setengah-setengah, rata-rata, asal-asalan, ahli cari alasan, kurang mau ambil resiko, tidak proaktif, pasif. Sebaliknya, orang yang punya spirit of excellence melakukan sesuatu dengan segenap hati, segenap pikiran dan segenap kekuatan (Mat. 22:37). Orang yang hidup di atas rata-rata itu siap bertanggung jawab serta punya komitmen penuh untuk melakukan yang terbaik seperti untuk Tuhan.

Perhatikan orang yang memiliki berbagai kekurangan ini, tapi di kemudian hari dikenal sebagai orang yang hidup di atas rata-rata: Musa seorang gagap bicara yang jadi pembebas Israel, Daud anak tertolak dan gembala domba jadi Raja Israel yang berkenan di hati Tuhan, Ester anak yatim piatu jadi ratu dan menyelamatkan Israel, Simon Petrus nelayan yang pernah menyangkali Yesus jadi rasul besar, perempuan Samaria yang tukang kawin jadi penginjil Samaria, Tomas si peragu jadi martir di India bagi Yesus. Mereka adalah orang-orang yang mengatasi roh mediokritas dan mencapai puncak kejayaan. Bagaimana dengan Anda? Mari bulatkan tekad untuk meraih yang terbaik. Miliki keuletan untuk mencapai hal itu dan andalkanlah kuasa Allah. Saya yakin jika Anda memiliki visi yang besar yang digabung dengan kekuatan doa, maka hasilnya: tidak terbatas! Dan jika Anda melakukan hal itu mulai hari, maka tahun ini akan menjadi tahun kegemilangan bagi Anda!

Sumber: Majalah Bahana, Januari 2010

0 comments:

Post a Comment