Tuesday, September 6, 2011

Prasangka - Jangan Dipelihara

By: Xavier Quentin Pranata

Seorang ibu baru saja memenangkan sejumlah besar uang logam di sebuah mesin judi. Dengan uang itu, dia ingin mengajak suaminya makan di sebuah restoran mewah. Ia memasuki sebuah lift yang di dalamnya sudah ada dua orang kulit hitam. Yang seorang bertubuh sedang, sedangkan yang satunya tinggi besar. Seketika darah mendesir dari kepala ke kaki. Tubuhnya tiba-tiba dingin. “Jangan-jangan mereka akan merampokku,” ujar ibu itu dalam hati. Lebih celaka lagi, lift-nya tidak bergerak. “Hit the floor!” ujar yang sedang kepada yang tinggi besar. Karena merasa ucapan itu ditujukan kepadanya, wanita itu langsung tiarap. Uang logam di dalam tasnya berhamburan di lantai lift.

Kedua orang itu secara spontan membantu ibu itu mengumpulkan uang yang jatuh berceceran dan memasukkannya kembali ke tas. “Bu, saya tidak menyuruh ibu tiarap. Saya minta teman saya ini untuk menekan tombol lift. Ibu mau naik ke lantai berapa?” tanya pria kulit hitam bertubuh sedang itu sambil menahan tawa. “Oh my God,” ujarnya di dalam hati. Ternyata dua pria ini orang yang baik dan sopan. Mereka bahkan mengantar ibu itu sampai di depan apartemennya. Baru setelah semuanya aman, mereka meninggalkan ibu itu sambil tertawa terbahak-bahak satu sama lain. Keesokan harinya, ibu itu mendapat kiriman rangkaian bunga. Di masing-masing kelopaknya ada lembaran uang sepuluh dolaran.

“Terima kasih. Baru kali ini kami bisa tertawa demikian lepas!” Di bawahnya ada nama pengirimnya: Eddy Murphie & Michael Jordan. Kisah yang saya tulis kembali dengan style saya sendiri itu saya dapatkan dari seorang teman. Saya terus terang saja mendapat berkat.

Saya harap Anda pun bisa memetik hikmat dari kisah di atas. Prasangka itu berbahaya. Meskipun kisah di atas bernada canda, banyak mutiara kebenaran yang bisa kita pelajari.

Pertama, jangan mudah—apalagi terlalu cepat— mengambil kesimpulan hanya dari warna kulit dan penampilan. Kita yang tinggal di Indonesia pun ikut latah mengasosiasikan orang kulit hitam dengan orang yang bodoh, tinggal di daerah kumuh dan sering melakukan tindakan asusila dan kriminal. Padahal, jauh lebih banyak orang kulit hitam yang baik, sopan, dan terpelajar. Karena stigma yang buruk terhadap orang kulit hitam inilah, saya justru bersimpati kepada mereka. Ketika Barack Obama, masih bertarung dengan sesama senator dari Partai Demokrat, saya sudah jatuh hati kepada capres yang sempat mengenyam SD di Jakarta ini.

Kedua, prasangka, kalau kita pelihara, bisa menjadikan kita paranoid. Karena rasa takut yang luar biasa, ibu itu tidak bisa berpikir dengan jernih. Pandangan matanya pun kabur. Siapa yang tidak mengenal Eddy Murphie dan Michael Jordan? Bintang film Hollywood dan bintang lapangan basket NBA itu sudah menjadi public igure. Wajahnya muncul di mana-mana baik di film maupun iklan. Ketiga, prasangka membuat kita ehilangan kesempatan yang berharga. Seandainya saja ibu itu mengenal kedua tokoh dunia ini ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Oleh sebab itu, mari kita hilangkan prasangka. Oke?

Sumber: Majalah Bahana, September 2008

0 comments:

Post a Comment