Thursday, September 8, 2011

Kerajaan Allah Sebagai Tujuan Hidup

By: Agung N

Penulis buku best seller “Living @ The Next Level”, B. Courtney McBath, menandai “pencarian kerajaan Allah” sebagai next level dalam kehidupan kristiani. McBath mengajak kita semua untuk bersekutu dengan Allah sebagai salah satu cara dalam pencarian ini. Penulis Injil Mateus mencatat Sabda Yesus dengan jelas, “… carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33). Bertolak dari sabda Tuhan tersebut, kita diminta oleh-Nya untuk lebih mementingkan “Kerajaan-Nya” di dalam pergumulan hidup kita sehari-hari.

Baik Injil Matius, Markus, Lukas maupun Yohanes tidak ada yang menjelaskan secara detail atau pasti bagaimana wujud Kerajaan Allah itu. Terlepas dari perbedaan istilah Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah dari masing-masing penginjil, setiap penjelasan tentangnya selalu dijelaskan dalam bentuk perumpamaan. Dalam perumpamaan tersebut, Yesus menggambarkan dalam setiap pencarian Kerajaan Allah tidak dapat serta merta memperolehnya. Semua dibutuhkan banyak pengorbanan dan waktu. Seorang yang ingin menghadiri jamuan pesta pernikahan anak raja tidak dapat begitu saja hadir di sana. Ia harus terlebih dahulu mengusahakan pakaian pestanya sehingga ia dapat layak menghadiri pesta tersebut (Mat 22:1-14). Seorang yang ingin memperoleh talenta lebih, ia harus pandai-pandai mengembangkan talenta yang dipercayakan kepadanya, bukan malah memendamnya (Mat 25:14-30; Luk 19:12-27). Dalam masa penantian datangnya mempelai laki-laki yang sulit dipastikan kedatangannya, para gadis pengiring mempelai dituntut bijaksana dalam membawa bekal miyak lentera mereka agar tetap menyala (Mat 25: 1-13).

Meskipun di awal cerita perumpamaan-perumpamaan tentang Kerajaan Sorga mungkin nampak berat, Yesus tidak membuat kisahnya berakhir dengan menyedihkan. Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan sorak-sorai (Mzm. 126:5). Suka citanya akan jauh lebih besar daripada yang hanya sekedar menabur dengan “biasa-biasa” saja. Demikian pula akhir kisah orang yang mau mencari Kerajaan-Nya dengan sungguh-sungguh. Hanya orang-orang yang mau berusaha mencari “pakaian pesta”, berjuang mengembangkan “talenta”, dan yang bijaksana agar lenteranya tetap “menyala” sajalah yang akan menemukan dan melihat apa dan bagaimana “Kerajaan Allah” itu. Orang akan mengalami ending story yang luar biasa, yang senantiasa dirindukan oleh setiap manusia, yaitu suana suka cita, cinta, dan damai dalam Tuhan.


Dengan perumpamaan-perumpamaan tentang Kerajaan Allah ini, Yesus mau menunjukkan kepada kita tentang arti penting dari Kerajaan itu bagi kehidupan kita. Jika kita amati, perumpamaan yang dikisahkan oleh para nginjil sebenarnya mirip dengan gambaran situasi perjuangan kehidupan manusia: “Yang berusaha keras dalam perjuangan hidupnya akan memperoleh kebahagiaan tersendiri atas jerih payahnya”. Namun demikian, gambaran perjuangan dalam mencari Kerajaan Allah bukan sekedar perjuangan hidup manusia secara global. Sebaliknya, sebuah perjuangan hidup yang dedikasikan secara khusus untuk Kerajaan Allah. Dengan cara seperti itu, kita tidak perlu lagi mengakhawatirkan dengan apa yang akan terjadi esok. “Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi, Bapamu yang di Sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semua itu … Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat 6: 32.34).

Marilah kita memperjuangkan hidup kita di dunia ini bukan hanya semata-mata atas dasar motivasi-motavasi semu. Hanya dengan mengubah motivasi dasar hidup untuk Kerajaan Allah sajalah kita dapat mengalami evolusi hidup menuju next level. Dengan berbagi kasih dan suka cita kepada semua orang, kita pasti akan ikut dalam kebahagian Kerajaan Sorga.

0 comments:

Post a Comment