Thursday, September 8, 2011

Jangan Khawatir!

By: die

Sebagai manusia, tentu ada kekhawatiran tentang makan, minum, pakai. Masalah itu dicari banyak orang yang tidak mengenal Allah. Allah pun tahu bahwa anak-anak-Nya memerlukan semua itu. Namun sebagai anak-Nya, sebelum ketiganya kita dapatkan, kerajaan Allah dan kebenarannya haruslah kita cari terlebih dulu. Mengapa? Sesungguhnya, ketiga hal itu hanyalah tambahan. Yesus mengajak supaya hati dan pikiran para murid-Nya mencodongkan pada perkara hakiki (Mat. 6:31-33).

Ada tiga alasan dalam mencari kerajaan-Nya dan kebenarannya. Pertama, apakah kita mengabdi kepada Allah atau Mamon? Jika salah satu di antaranya tidak kita jadikan tuan, kita akan membenci dan tidak mengindahkannya. Kemudian, kita mengasihi dan setia pada yang lain. Jika Allah kita jadikan Tuan, tak perlu khawatir karena Dia hidup dan bisa berbuat apa pun. Jika Mamon kita jadikan tuan, kita pantas kuatir karena Mamon tidak dapat berbuat apa pun (Mat. 6:24).

Kedua, di manakah harta kita simpan? Jika harta kita simpan di bumi, kita pantas khawatir karena ngengat dan karat akan merusaknya serta pencuri pun akan membongkar dan mencurinya. Jika harta kita simpan di surga, kita tak perlu khawatir karena ngengat dan karat tidak akan merusaknya serta pencuri pun tidak akan akan membongkar dan mencurinya (Mat. 6:24). Bagaimana menyimpannya? Kita memberikan persembahan sulung (Ams. 3:9-10; Neh.10:35), persembahan khusus (Yeh. 44:30), dan persembahan persepuluhan (Ul. 26:12; Mal. 3:8-12). Dengan mempersembahan semua itu, dampak positif yang diakibatkan setelah kita mempersembahkan merupakan harta simpanan kita di surga.

Ketiga, ketika bersedekah, bagaimana motivasi kita? Jika kita bersedekah, motivasi kita jangan sampai orang lain tahu dan ingin dipuji. Jika dilakukan, kita munafik! Justru berkat yang akan Dia berikan kita hambat sendiri. Jika motivasinya bukan pujian, Bapa Surgawi akan memberkati (Mat. 6:2-4), karena orang yang menyebar harta justru diperkaya (Ams. 11:24). Jika kita perhatikan, ketiga alasan itu merupakan bagian dari kewajiban agama (bdk. Mat. 6:1)

Sumber: Renungan Malam, Juli 2009

0 comments:

Post a Comment