Tuesday, September 6, 2011

KARAKTER KEWIRASWASTAAN

By: Jakoep Ezra, MBA, CBA

Apa pun yang Anda perbuat dan kerjakan, lakukanlah itu seperti kepada Tuhan.

Situasi krisis tidak pandang bulu, kita semua bisa terkena imbasnya. Kita harus berusaha dan berjuang sungguh-sungguh agar dapat menghadapi krisis dengan bijak. Beruntung perekonomian Indonesia banyak ditopang oleh usaha-usaha kecil, sehingga pertumbuhan ekonomi masih dapat dijaga.
Usaha-usaha mikro dan kecil nampaknya bisa menjadi basis ketahanan ekonomi yang signifikan. Rata-rata mereka adalah pelaku usaha yang tabah dan tekun. Berjuang karena mempertahankan hidup dan eksistensi usaha mereka. Karakter apakah yang dimiliki oleh para wiraswasta ini?

Entrepreneur ataukah Intrapreneur?
Kita sering mendengar istilah “entrepreneur” atau “wiraswasta”. Artinya sikap sebagai pemilik usaha yang punya rasa tanggung jawab besar karena mengelola usaha miliknya sendiri. Seorang wiraswasta akan berjuang sungguh-sungguh sepenuh hati untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Sedangkan ”intrapreneurship” punya arti yang sama, tapi fungsi berbeda. Intrapreneurship adalah bersikap wiraswasta, tapi dalam kapasitas sebagai karyawan. Memiliki tanggung jawab dan respons sebagai pemilik usaha walaupun dia karyawan. Ternyata, karakter inilah yang membuat perusahaan sanggup menghadapi persaingan dan mengatasi krisis.
Sebaliknya ada karyawan yang “merasa memiliki” perusahaan sehingga bekerja sesuka hati dan mengambil keuntungan hanya bagi dirinya sendiri. Sikap seperti ini justru bukan intrapreneurship, tetapi mentalitas benalu. Banyak perusahaan besar yang mengalami kejatuhan karena karyawan bahkan pemimpinnya memiliki mentalitas benalu.

Karakter Intrapreneur
Pada zaman Nabi Elisa terdapat empat orang kusta. Mereka tergolong orang-orang yang terabaikan karena penyakit yang dideritanya. Ketika Benhadad raja Aram mengepung kota Samaria, terjadilah kelaparan yang sangat hebat. Namun Elisa menubuatkan bahwa besok kelimpahan akan terjadi di pintu gerbang kota.
Perwira ajudan raja sama sekali tidak percaya. Berbeda dengan keempat orang kusta ini. Mereka mencoba meraih peluang untuk hidup. Dengan berani keempat kusta ini menghampiri perkemahan tentara Aram dan menjarah barang-barang yang ditinggalkan. Mereka lalu mengajak orang-orang di Samaria untuk menikmati berkat itu. Tuhan telah membuat mukjizat, tapi perlu sikap proaktif untuk meraihnya bagi diri kita.
Ada keteladanan yang patut dicontoh dari karakter orang-orang kusta ini. Mereka hidup tapi telah dianggap mati. Dibuang dari masyarakat karena penyakitnya menular dan menjijikkan. Bertahan hidup hanya untuk menanti kematian. Namun, semangat mereka luar biasa. Mereka berhasil menjadi perintis luputnya seluruh penduduk kota dari kematian.

Karakter apa yang dimiliki seorang intrapreneur?

1. Proaktif
Saat ini semakin banyak pengangguran, tapi dunia usaha tetap mengeluh sulit mencari karyawan. Sikap proaktif adalah antusias, inisiatif, dan kreatif. Banyak orang hanya menunggu diperintah. Melakukan apa yang ingin dilakukan, bukan apa yang seharusnya dilakukan. Kondisi ini menjadi penghalang utama dalam kompetisi usaha. Jika perusahaan lemah, karyawan juga sulit dipertahankan.

2. Loyalitas
Sikap intrapreneurship bagi karyawan ialah loyalitas. Loyalitas adalah suatu komitmen jangka panjang untuk dukungan, pengorbanan, dan pembelaan kepada perusahaan. Loyalitas tidak dinilai pada masa senang, tetapi justru bagaimana respons kita pada masa-masa sulit.

3. Ketekunan
Ketekunan membawa hikmah, karena dalam ketekunan ada pengharapan. Orang yang tekun selalu dapat melihat keuntungan dari hasil kerjanya. Ada cerita mengenai dua bersaudara anak petani. Ketika akan meninggal, sang petani berpesan bahwa ia sudah menimbun harta warisan di tanah pertanian mereka.
Setelah meninggal, kedua anaknya segera menggali dan mencangkul tanah pertanian itu. Namun harta itu belum ditemukan. Anak pertama dengan kecewa meninggalkan tanah pertanian dan pergi ke kota. Tapi, anak kedua merasa sayang jika tanah pertanian itu dibiarkan. Ia menanam kentang dan mendapat hasil panen yang luar biasa. Ternyata itulah harta yang ditinggalkan ayahnya. Ketekunan tidak pernah sia-sia.

0 comments:

Post a Comment