Thursday, September 8, 2011

Tuntutan Iman

By: ray

Dalam kitab-kitab Injil, jika diperhatikan dengan saksama, ketika Yesus berpuasa empat puluh hari, ada beberapa persamaan (Mat. 4:1-11; Mar. 1:12-13; Luk. 4:1-13). Dia dipimpin Roh, dicobai Iblis, dan dilayani para malaikat. Meski demikian, ada juga beberapa perbedaan. Dalam Injil Matius dan Lukas, ada dialog Yesus-Iblis. Dalam Injil Markus, Yesus berada di antara binatang-binatang liar (buas- TL). Dengan perbedaan itu, informasi yang diberikan Markus lebih banyak disoroti.

Injil yang ditulis Yohanes Markus ditulis sekitar 55-65 M di Roma. Saat itu, di bawah pemerintahan kaisar Nero orang-orang Kristen dianiaya. Misal, mereka dibakar hidup-hidup atau diadu dengan singa.

Jika selama ini kita hanya menafsirkan kemenangan Kristus atas cobaan Iblis, seharusnya keberadaan binatang-binatang liar itu juga ditafsirkan. Selama empat puluh hari di padang gurun, Yesus ditemani oleh mereka (Terj. Firman Allah yang Hidup). Entah apa perasaan-Nya saat itu. Senangkah? Takutkah? Apakah yang Dia lakukan terhadap mereka? Bagaimana reaksi binatang-binatang ketika Dia berada di sana? Tidak ada yang tahu karena penulisnya tidak memberi informasi. Jika binatang itu dianggap sebagai cobaan selama empat puluh hari, cobaan pada hari keempat puluh adalah cobaan Iblis. Meski demikian, Yesus sanggup mengatasi dua cobaan sehingga bisa menyelesaikan puasa-Nya dengan baik.

Dengan kemenangan-Nya atas cobaan dari binatang liar, Markus menghendaki supaya ketika orang Kristen-Roma diadu dengan singa, imannya jangan undur seperti Kristus yang tidak undur dari puasa-Nya meski binatang buas ada di sekitarnya. Mereka harus terus mempertahankannya meski nyawa taruhannya.

Demikian juga dengan kita, ketika harus mengalami aniaya, iman kita jangan sampai undur. Orang yang mempertahankan nyawanya akan kehilangan nyawanya karena ia telah menyangkal imannya (bdk. Mat. 10:39). Ia pun tidak dapat masuk kerajaan surga karena setiap orang yang menyangkal Yesus, Dia pun akan menyangkal orang itu di hadapan Bapa (Mat. 10:33). Inilah tuntutan iman jika hendak ke surga.

Sumber: Renungan Malam, Juli 2009

0 comments:

Post a Comment