Thursday, September 8, 2011

Tulah Bagi Pemenang

By: Prof. Roy Sembel

“... supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi...” (Yosua 1:7b)

Tiga paket calon pemimpin negara sedang bersaing ketat untuk menang dalam pemilu presiden. Di Eropa, tim sepakbola Barcelona dan Manchester United berjuang untuk menjadi tim terbaik di Eropa. Di AS, tim bola basket NBA dari wilayah barat dan timur juga bertarung habis-habisan untuk merebut kemenangan. Semuanya memiliki kesamaan: ingin menang.

Pertanyaannya, benarkah menang itu akan membawa kebahagiaan? Dalam jangka pendek mungkin benar, namun dalam jangka panjang belum tentu begitu. Kalau kita tidak siap untuk menang, kemenangan bisa membawa kutukan atau tulah.

Dalam bidang ilmu keuangan, dikenal fenomena winner’s curse (tulah bagi pemenang). Dalam lelang amplop tertutup dengan kriteria kemenangan berdasarkan penawaran harga tertinggi untuk membeli suatu obyek, ada kecenderungan terjadi winner’s curse. Pemenang lelang tersebut adalah pihak yang paling optimis memperkirakan nilai obyek yang dilelang. Celakanya, pihak yang paling optimis itu biasanya memperkirakan nilai obyek yang dilelang terlalu tinggi dibanding harga wajarnya. Akibatnya, nilai sesungguhnya dari obyek yang diperoleh (“menang”) jauh lebih rendah dari harga yang dibayarkan (“tulah”). Kelihatannya menang, namun sebenarnya mendapat tulah.

Kemenangan juga sering membuat orang lupa diri. Akibatnya, orang menjadi tidak waspada dan jatuh ke dalam bencana. Di dalam Alkitab ada beberapa contoh seperti itu. Saul memulai kariernya dengan sangat cemerlang sebagai raja Israel sebagai orang yang dipilih dan diurapi Tuhan melalui Nabi Samuel (1 Samuel 10: 1), serta memimpin orang Israel menang atas orang Amon (1 Samuel 11: 11). Sayang sekali, kemenangan dan posisi sebagai raja akhirnya justru menjadi bumerang bagi Saul. Saul mengakhirikariernya dengan tragis, yaitu mati bunuh diri (1 Samuel 31:4).

Raja Salomo, yang demikian terkenal dengan hikmatnya, mengakhiri kehidupannya dengan frustrasi, karena ia tidak lagi setia kepada Tuhan. Kekayaan dan kejayaan yang diperoleh hasil dari hikmat yang dimilikinya membuat Salomo beristri ratusan dan bergundik lebih banyak lagi. Istri dan gundik yang tidak seiman menyeretnya untuk menyembah ilah lain. Masih ada beberapa contoh lagi dalam Alkitab tentang orang yang tidak waspada setelah menerima anugerah dan kemenangan, misalnya Simson dan Yudas Iskariot.

Bangsa Israel, segera setelah merasakan kemenangan besar dengan merebut kota yang dibentengi dengan tembok tinggi yaitu Yerikho, menjadi tidak waspada dan menderita kekalahan dari kota kecil Ai. Untungnya, mereka kembali bertobat mengikuti petunjuk Tuhan, sehingga kembali memperoleh kemenangan.

Jadi, untuk mendapatkan best and blessed win kemenangan yang terbaik dan membawa berkat (bukannya kemenangan yang membawa tulah atau petaka atau winner’s curse), kita harus tetap waspada dan tetap bertindak mengikuti perintah Tuhan. “...Hanya, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi...” (Yosua 1:7).
Selamat meraih kemenangan yang membawa berkat di dalam Tuhan. Salam WISDOM!

Sumber: Majalah Bahana, Juli 2009

0 comments:

Post a Comment