Tuesday, September 6, 2011

Tetap Positif Dalam Berbagai Situasi

By: Febe Ida S. Santosa

Ujian terberat bagi kita adalah, bagaimana tetap bisa bersikap positif ketika kehidupan semakin sulit. Orang yang positif akan menjaga pikirannya agar tidak jatuh dalam pikiran negatif. Dengan begitu ia akan mampu menemukan solusi.

“Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.” (Yakobus 2:22)

Pikiran & perasaan negatif mudah menular! Ketika seseorang menjadi negatif, serta merta ia memandang lingkungannya dengan negatif. Akibatnya ia jadi bersikap negatif dan menularkan sikap negatif ini ke orang-orang di sekelilingnya. Jadi, ketika kita fokus pada perspektif negatif, daya juang kita menjadi lemah dan proses pencarian solusi atas masalah kita jadi terhambat.

Berikut ini adalah tips praktis mengurangi pikiran negatif dan mengubah cara berpikir kita dengan pikiran positif yang dapat dilakukan kapan saja. Kita semua dapat menjadikannya kebiasaan.

1. Ubah Pikiran Anda Waspadai pikiran Anda! Terutama ketika kehidupan bergulir ke arah yang tidak Anda harapkan. Ketika Anda sadar bahwa pikiran & perasaan Anda mengembara dalam alam dukacita, frustrasi, kekecewaan yang dalam dan rendah diri—segera ubah pikiran Anda saat itu juga! Pikirkan sesuatu yang berbeda. Beginilah cara mematahkan pikiran yang berlari turun ke arah negatif dan mengasihani diri sendiri. Inilah yang membedakan kita dengan hewan. Tuhan menganugerahi manusia kemampuan untuk mengontrol pikiran dan emosi.

2. Belajar dari Kehidupan Selalu ada pelajaran yang dapat dipetik dalam setiap situasi! Walau seperti apapun kondisinya, carilah pelajaran erharga yang ada di baliknya. Temukanlah ikmat di balik masalah, karena pelajaran itu mahal harganya. Anggap tantangan sebagai kesempatan belajar yang tersembunyi.

3. Senantiasa Bersyukur Kita tidak bisa marah dan bersyukur di saat yang sama. Mulailah menghitung berkat & anugrah-Nya. Pikirkanlah keajaiban-Nya dan Anda akan mendapat lebih! Pikirkan betapa beruntungnya kita yang masih diijinkan hidup dan bernafas. Lihatlah hal-hal baik yang terjadi dalam hidup Anda. Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan (Amsal 13:12).

4. Miliki Iman Seperti Yesus Segala sesuatu yang dari Tuhan, datangnya selalu dari mata rohani terlebih dahulu sebelum bermanifestasi menjadi nyata. Milikilah iman eperti yang dimiliki Tuhan Yesus. Iman timbul dari hati (hati kita adalah roh kita). Jika kita hendak memperkatakan iman, hal yang kita yakini pertama-tama harus timbul dari hati kita. Apa yang kita katakan melalui mulut kita, harus sepakat tanpa keraguan dengan apa yang ada di hati kita. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1).

5. Visualisasi & Kata-kata Positif Berlatihlah melihat sisi positif diri Anda. Lakukan hal ini ketika Anda sempat, misalnya; dalam antrian, menunggu kendaraan, dalam lift dst. Temukan hal-hal positif dalam diri Anda. Katakan pernyataan positif tentang diri Anda kepada diri Anda sendiri, dalam hati tentunya. Buatlah daftar pernyataan positif tentang kepribadian Anda, hal-hal yang telah Anda capai, dan peran Anda dalam masyarakat. Ini adalah cara sederhana yang memiliki pengaruh kuat pada alam bawah sadar Anda untuk melihat diri Anda dari sisi positif. Pernyataan positif pada diri kita sendiri penting dilakukan. Sebab banyak orang sulit melihat sisi positif dalam dirinya karena tekanan keadaan dan sosial masyarakat. Saya sendiri bersalah karena terbiasa bersikap sangat keras terhadap diri sendiri. Tapi saya telah mengambil pelajaran untuk lebih mengenali talenta-talenta saya daripada melihat kekurangan dan memikirkan ketidak-sempurnaan saya. Hei, ini kan merusak citra diri?! Berjuang mengelola tanggung jawab yang ada di tangan, boleh-boleh saja. Namun, sekarang saya mengizinkan diri saya untuk menjadi manusia yang tidak sempurna. Kenyataannya tidak ada manusia yang sempurna. Jadi, berhentilah menyalahkan diri sendiri (apalagi orang lain) ketika pencapaian tidak seperti yang diharapkan, ada kesalahan, atau mengalami kegagalan. Satu-satunya yang dapat kita lakukan adalah melakukan yang terbaik— semaksimal mungkin yang kita bisa—dari seluruh daya upaya kita, dan ini sudah cukup.

6. Kontrol Informasi Alkitab menyarankan kita untuk mengontrol apa yang kita lihat, dengar, dan pikirkan (Filipi 4:8). Mungkin kita berpikir bahwa informasi apa pun yang kita pandang dan resapi tidak merugikan kita. Sesungguhnya, hal itu benar-benar memengaruhi kita! Informasi itu merasuk sampai ke alam bawah sadar kita. Jadi yang harus kita laku¬kan adalah mengontrol informasi apa pun yang masuk dalam memori kita. Misalnya; apa yang kita lihat—buku, tv, internet—dan berapa lama waktu yang kita habiskan untuk melakukan hal itu. Selektiflah pada apa yang kita pandang dan dengar.

7. Simpan Kenangan Manis Buatlah daftar kenangan yang memam¬pukan Anda untuk tersenyum. Kenanglah masa-masa terbaik Anda; ketika Anda bahagia, dihargai, dan menang. Kapankah Anda merasa “damai dengan dunia” ini? Kapan saja Anda terperangkap dalam kerangka pikiran negatif; sadarkan diri Anda segera, dan cepat-cepat alihkan pikiran Anda pada momen positif dalam hidup Anda. Galilah kejadian-kejadian positif yang telah terjadi, dan ambillah pelajaran dari situ. Melakukan hal ini membuat Anda memiliki perspektif yang seimbang atas situasi (negatif) yang sedang terjadi saat ini. Anda akan sadar bahwa apa yang tampaknya buruk pada hari ini, akan berubah besok. Tidak ada hal yang selalu sama.

8. Berkubang di Masa Lalu Menyimpan kenangan manis adalah hal yang positif. Namun, berkubang dalam kenangan masa lalu yang mem-buat Anda tidak hidup dalam realita masa kini, tidaklah disarankan. Apalagi mengingat-ingat dan “menikmati” kekecewaan masa lalu yang ujung-ujungnya adalah mengasihani diri sendiri. Riset membuktikan, banyak orang yang menilai masa kini dan masa depan mereka berdasarkan pada apa yang mereka alami di masa lalu. Para ahli menyarankan supaya kita tidak usah memedulikan masa lalu yang buruk, kelam, miskin, jika kita benar-benar ingin melihat keinginan, kebahagiaan, dan kesuksesan kita terwujud.

9. Diet Kritik! Pengkondisian yang terjadi dalam masyarakat mengajar kita untuk melihat kesalahan, ketidaksempurnaan, dan masalah setiap waktu. Cobalah untuk mengalihkan kerangka berpikir menemukan kekurangan (fault- finding), menjadi menemukan hal-hal baik yang dapat kita hargai & syukuri (appreciation-finding). Baik dalam diri kita, orang lain, kantor, negara, situasi & kondisi hidup, dst. Apakah pikiran & sikap kita negatif atau positif, pastinya situasi tidak akan berubah. Marah & sedih karena kenaikan harga? Alih-alih turun, harga tetap melambung. Jadi, bukankah lebih baik kita memilih untuk berpikir dan bersikap positif saja?! Seperti layaknya kebiasaan kita lainnya, kebiasaan untuk tetap positif dalam berbagai keadaan membutuhkan latihan.

Berkomitmenlah pada diri sendiri untuk berani mengambil kontrol atas pikiran kita. Mulailah dengan hal-hal yang mudah bagi Anda. Perhatikan dan jagalah emosi. Mulailah dengan menginginkan perubahan. Saya sendiri saat ini senantiasa berusaha melakukan hal ini secara bertahap. Marilah kita bersama-sama belajar, mengupayakan pengertian yang lebih baik terhadap emosi kita, dan menjadi orang yang lebih baik. Teruslah berusaha, dan ertahap namun pasti, Anda akan menjadi sumber dari energi positif bagi orang di sekeliling Anda.

Sama halnya engan sikap negatif yang menular, sikap positif pun juga menular! Jangan ragu lagi, jadikan diri Anda biangnya.

Sumber: Majalah Bahana, Agustus 2008

0 comments:

Post a Comment