Tuesday, September 6, 2011

Setia Dalam Kesusahan

By: Pdt. Silas Marsis Handoko, S.Th

Orang percaya yang setia kepada Tuhan Yesus di tengah penderitaan sungguh dekat di hati-Nya. Dia memedulikan, menguatkan dan memberi penghargaan. Iklan di Televisi seringkali tidak masuk akal. Sebagai contoh, iklan minyak wangi khusus pria. Para pria yang memakai minyak wangi tersebut pasti dikejar-kejar wanita, syukurlah hanya manusia yang terpikat.

Kalau makhluk lain, bukankah tambah repot? Setiap ma¬nusia normal memang suka bau harum, walaupun tidak sedramatis iklan tersebut. Pernah ada kisah yang unik mengenai seseorang yang suka mencuri sepatu. Ia berhasil mengumpulkan banyak sepatu bukan untuk dijual, tetapi karena gemar bau bekas kaki pemakainya. Yang satu ini pasti bukan orang normal. Kemungkinan mengalami kelainan. Jemaat Smirna bagaikan bau yang harum semerbak di hadapan hadirat Allah. Kasih mereka kepada Kristus sangat luar biasa. Dalam kesusahan yang paling kelam, mereka tetap setia. Dalam Kitab Wahyu 2:6-12 kita dapat belajar tiga hal yang Yesus kerjakan bagi orang percaya yang setia dalam kesusahan. YESUS MEMEDULIKAN UMATNYA YANG SETIA DALAM KESUSAHAN Kepada jemaat Smirna yang menderita, Tuhan Yesus menyatakan diri sebagai Yang Awal dan Yang Akhir. Ia telah mati dan bangkit kembali (ayat 8). Jemaat Smirna adalah jemaat yang miskin (ptokheia). Mereka miskin di tengah kota Smirna yang makmur karena setia memertahankan iman. Mereka tidak menjual iman di tengah kemiskinan.

Dalam bahasa Yunani, ada dua istilah yang berkaitan dengan miskin, yaitu penes (tidak punya sisa) dan ptokheia (tidak punya apa-apa). Jemaat Smirna dalam keadaan ptokheia. Yang menarik kata miskin untuk Smirna juga digunakan untuk keadaan saat Yesus menjadi manusia (2 Kor. 8:9). Dengan kata lain, Tuhan ingin menyatakan bahwa Dia memedulikan orang percaya yang setia dalam penderitaan. Dia adalah penguasa sejarah (Alfa dan Omega) dan pernah mengalami penderitaan serta kemiskinan sebagai manusia, bahkan mati tetapi tidak untuk selamanya, sebab Dia hidup. Dia pun tidak pernah meninggalkan umat-Nya. YESUS MENGUATKAN UMATNYA YANG SETIA DALAM KESUSAHAN Ada banyak alasan yang membuat orang menjadi takut sekarang ini, termasuk orang percaya.

Tetapi, apa pun alasannya, simak apa yang dikatakan Tuhan Yesus untuk menguatkan jemaat Smirna yang sedang dalam keadaan tidak menyenangkan. Dia berkata, “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita” (ayat 10). Pada akhirnya jemaat Smirna menjadi pemenang dalam menghadapi penderitaan. Demikian juga sejarah Kekristenan mencatat tentang Polikarpus (69-156 M), uskup Smirna yang tetap teguh menghadapi penganiayaan. Manakala diminta untuk menyangkali imannya dengan upah bebas dari aniaya, ia berkata, “Delapan puluh enam tahun aku telah mengikut Kristus dan Dia tidak pernah berbuat jahat kepadaku, bagaimana aku dapat mengutuki Dia, Tuhan dan Juruselamatku?” Karena jawaban yang tetap setia kepada Kristus itu, maka ia diseret bagaikan binatang dan dibakar hidup-hidup.

Apakah Anda takut menghadapi kesusahan? Tuhan Yesus yang berkata jangan takut, Dia pasti bertindak menguatkan Anda. YESUS MEMBERI PENGHARGAAN BAGI UMAT YANG SETIA DALAM KESUSAHAN Tuhan Yesus memaklumatkan bahwa orang yang menang tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua (ayat 11b). Kematian yang kedua menurut Wahyu 20:14; 21:8 adalah siksaan api neraka. Rasul Paulus menuliskan bahwa penderitaan yang sekarang ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima (Rm. 8:9). Karena itu, yakinlah bahwa kesusahan sekarang apa pun bentuknya bukan akhir segalanya. Memandang pada kemuliaan yang akan kita terima menjadikan kita tetap setia dalam keadaan sulit sekalipun. Saat Susi Susanti meraih emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Barcelona tahun 1992, dengan berlinang air mata ia menerima penghargaan itu.

Segala jerih lelah dalam latihan yang penuh penderitaan dan rasa capai telah terbayar lunas dengan sebuah kemenangan. Akan tiba saatnya, Raja Agung, Tuhan Yesus Kristus mem¬beri penghargaan bagi yang menang. Rindukah Anda menantikan saat yang berbahagia itu? Jadilah pemenang dalam menghadapi penderitaan. Orang percaya yang tetap setia kepada Tuhan Yesus di tengah penderitaan sungguh dekat di hati-Nya. Dia memedulikan, menguatkan dan memberi penghargaan. Karena itu, tetaplah setia dalam penderitaan. Amin!

Sumber: Majalah Bahana, Agustus 2008

0 comments:

Post a Comment