Tuesday, September 6, 2011

Menjadi Ahli Waris Terbesar

By: Jonathan Prawira

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu (Mat. 25:21)

Ayah saya boleh jadi tidak dikategorikan Rich Dad oleh Robert T Kiyosaki. Tapi bukan berarti Papa tidak bisa mewariskan kekayaan kepada kami, anak-anaknya. Suatu hari di saat kami sedang berbincang, tiba-tiba Papa pernah berkata, “Papa menyesal sekali tidak bisa mewariskan apa pun kepada kalian.” Bukan tanpa alasan Papa berbicara seperti itu. Walau pun beliau cerdas, baik, bijak, memiliki segudang talenta, tapi setiap pekerjaan dan usahanya, tidak pernah berakhir dengan keberhasilan dengan berbagai faktor. Tidak heran berbagai pengalaman buruk ini sangat berbekas di hatinya, sehingga sampai mengeluarkan kata-kata seperti itu.
Saya menjawab, “Papa sebenarnya tanpa sadar sudah memberikan warisan yang luar biasa sekali kepada kami.” Saya bukan sedang berusaha menghibur beliau dengan ucapan kosong, maka saya menjelaskan alasannya.

Dalam s’gala perkara, TUHAN punya rencana, yang lebih besar dari semua yang kupikirkan
“Karena saya perhatikan dari kecil, walaupun papa jatuh berkali-kali, tetapi papa selalu berusaha bangkit dan mencoba lagi. Tidak pernah mengeluh atau bahkan melampiaskan kekesalan kepada kami. Papa hanya diam, menanggung perkara ini dalam hati papa, dan hanya menunjukkan, bahwa papa berusaha melakukan yang terbaik bagi kami. Saya menjadi ahli waris terbesar kekayaan papa yaitu semangat pantang menyerah.”

Apapun yang Kau perbuat, tak ada maksud jahat. S’bab itu kulakukan semua denganMu TUHAN
Papa pun menyadari. Bahwa semua kejadian buruk di masa lalu, tidak perlu disesali, karena justru membuatnya menemukan, mengenal dan dekat dengan TUHAN. Bahwa pergumulan dan perjuangannya tidak sia-sia, karena justru membuatnya mewariskan semangat kepada saya sehingga bisa memberkati banyak jiwa. Sejak saat itu, dalam keterbatasan fisiknya pun, papa lebih bersemangat dari pada sebelumnya. Papa mendukung setiap pelayanan saya, salah-satunya dengan berdoa syafaat. Yang papa minta bukanlah supaya saya berhasil, tetapi supaya saya memperoleh hikmat untuk membuat lagu dan menyampaikan inspirasi yang tepat dibutuhkan orang-orang yang saya layani.

Ku tak akan menyerah, pada apapun juga sebelum kucoba semua yang kubisa. Tetapi ku berserah, kepada kehendakMu. Hatiku percaya TUHAN punya rencana.
Sampai saat terakhirnya pun, Beliau masih menunjukkan semangat untuk hidup dan bertekad mendukung saya melayani di tahun berikutnya. Hanya saja rupanya TUHAN sudah tidak sabar untuk memberikan upah kepada setiap jerih payah beliau. Papa menjadi ahli waris terbesar Kerajaan Surga tapi semangat itu tetap hidup di hati untuk selalu memberikan yang terbaik seperti yang dilakukan Papa. Selamat jalan Papa, sampai kita bertemu lagi, kali ini untuk selamanya.
Kiranya warisan Papa juga boleh menguatkan kita semua untuk tidak pernah menyerah menabur perjuangan bagi orang-orang yang kita kasihi dan menuai kebahagiaan kekal dan pujian TUHAN di akhir hidup kita. Salam inspirasi dari worship partner Anda dan terima kasih untuk semua pihak yang sudah terlibat mengantar Papa kami ke surga dalam damai sejahtera dan sukacita.

(In memoriam: Andreas Usman Kasim: Ayah, Suami, Akong yang berhati sebagai hamba yang kembali ke rumah Bapa, 3 November 2008).

0 comments:

Post a Comment