Thursday, September 8, 2011

Mengapa Berbeda?

By: dub

Ketika Yesus berpuasa di padang gurun, Matius dan Lukas menulis dialog Yesus dan Iblis (Mat. 4:1-17; Luk. 4:1-13). Markus tidak menulis dialog itu (Mar. 1:12-13). Dalam dialog itu, ada perbedaan urutan. Menurut Matius, Yesus disuruh menjatuhkan diri pada urutan kedua tetapi Lukas menempatkannya pada urutan ketiga. Menurut Matius, Yesus disuruh menyembahnya pada urutan ketiga tetapi Lukas menempatkannya pada urutan kedua. Untuk itu, perlu diklarifikasi. Sebelum diklarifikasi, ada sifat-sifat cobaan.

Cobaan-cobaan yang dilancarkan Iblis bersifat rendah, sedang, berat. Cobaan batu menjadi roti bersifat rendah karena bagi-Nya terlalu mudah melakukannya apalagi dalam keadaan lapar. Kalau Iblis berhasil, artinya mukjizat pertama tidak terjadi di Kana (Yoh. 2:1-11) tetapi di padang gurun. Jika terjadi, artinya Dia tunduk atas perintah Iblis. Cobaan untuk menjatuhkan diri bersifat sedang. Namun, kalau Dia menjatuhkan diri, artinya Dia adalah Tuhan yang “kurang kerjaan” dalam menyatakan kuasa-Nya. Biasanya, kuasa yang dinyatakan bersifat pemulihan dan pembebasan untuk manusia bukan untuk diri-Nya. Sementara, cobaan kedua ditujukan untuk-Nya. Cobaan menyembah Iblis bersifat berat. Namun, kalau Dia menyembahnya, artinya takhta Kristus, yang dulu pernah direbutnya tetapi gagal, sekarang berhasil diraih (Yes. 14:12-17; Yeh. 28:17).

Dengan sifat-sifat dari setiap cobaan, kita akan berupaya menafsirkan perbedaan yang dicatat mereka berdua. Jika Matius menulis urutan itu bersifat kronologis. Lukas menulis urutan itu untuk memberi efek dramatis. Betapa tidak! Siapa tidak mau disembah? Jika Yesus mau menyembahnya, artinya tidak perlu ada cobaan selanjutnya, Dia berhasil dikalahkan, takhta-Nya berhasil direbut. Demikian kira-kira pikiran Lukas.

Sumber: Renungan Siang, Juli 2009

0 comments:

Post a Comment