Tuesday, September 6, 2011

Kucinta S'gala Hal Tentang-Mu

By: Jonathan Prawira

Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! (Mzm. 51:13)

Pernahkah Anda mendengar bahwa sesuatu terasa lebih berharga saat kita kehilangan hal tersebut? Bagi saya, sesuatu itu adalah Ocella. Bentuknya tidak sekeren namanya. Wajahnya seperti kelelawar. Tubuhnya ceking. Warna bulunya kusam, bergumpal, berketombe, dan sering rontok sehingga botak di sana sini. Badannya bau meskipun sering dimandikan. Kalau digendong suka mengompol (mungkin ia menderita high-phobia), dan segala keanehan lain yang tidak bisa diatasi dengan treatment apa pun.

Saya memeliharanya karena kasihan. Dialah satu-satunya anak anjing yang tidak menarik minat orang. Tidak heran. Saya sendiri enggan mendekatinya lama-lama.

Hanya satu kelebihannya. Ia sangat pede dan ceria. Mengabaikan kekurangannya, ia selalu heboh mencari perhatian setiap saya pulang. Dia menggonggong dengan suara cempreng, mengibas-ngibaskan buntutnya yang pendek dan melingkar, berputar-putar di sekeliling kaki saya, meloncat-loncat berusaha menjilat tangan saya, meminta saya membelainya. Saya hanya meresponinya dengan membelai kepalanya sebentar dengan malas (karena ketombe dan baunya itu). Ketika saya masuk rumah, ia memandang saya lama dengan matanya yang agak sipit (satu keanehan lagi dari anjing bertipe mata bulat).

Kau s’lalu ada menunjukkan s’gala kebaikan-Mu / Kau s’lalu setia memenuhi semua janji-Mu / Kau s’lalu mengerti pergumulan di dalam hatiku / Kau s’lalu peduli persoalan di dalam hidupku

Suatu hari, ia menyelonong masuk ke dalam rumah, tempat terlarang bagi si bola-bulu itu. Karena mood saya lagi kurang baik, saya langsung mengusirnya kembali ke halaman tanpa pernah menyangka, itulah saat terakhir saya melihat Ocella. Ia keluar dari pintu pagar rumah yang kebetulan terbuka, dan tidak pernah kembali lagi. Sekarang, lebih daripada kehilangan penyambutan istimewa darinya tiap saya pulang ke rumah. Saya menyesal karena jarang menanggapi perhatian Ocella selagi ia bersama saya sampai hal itu terlambat.

Aku tak mau mesti sampai kehilangan-Mu / Baru menyadari Kau terbaik untukku / Sudahkah hari ini kukatakan lagi, kucinta s’gala hal tentang-Mu / Aku tak menyangkali ku hidup karena-Mu / Takkan mengingkari Kau yang paling kuperlu / Biarlah setiap hari kukatakan lagi kucinta s’gala hal tentang-Mu

Akhirnya saya memperoleh inspirasi ini. Kita sering teralih oleh sesuatu yang kita kira berharga, sampai kita kehilangan sesuatu benar-benar berharga. Jika kehilangan Ocella saja sudah begitu berat, bagaimana rasanya sampai kehilangan hubungan istimewa dan berharga dengan TUHAN yang mengasihi kita lebih dari apa pun? Saya tak mau terlambat untuk mengatakan, Biarlah saat ini kukatakan lagi kucinta s’gala hal tentang-Mu. Salam inspirasi dari worship partner Anda.

Sumber: Majalah Bahana, September 2008

0 comments:

Post a Comment