Tuesday, September 6, 2011

Kesetiaan

By: Jakoep Ezra, MBA, CBA

Kesetiaan pada hal-hal sederhana akan dipercayakan tanggung jawab yang lebih besar.

Pentingnya Kesetiaan
Kesetiaan adalah kualitas karakter yang dibutuhkan semua orang. Bahkan Tuhan menuntut kesetiaan kita lebih dari semua pemberian atau perbuatan baik kita. Karena Ia sendiri adalah Tuhan yang setia dan tidak pernah mengingkari kesetiaan-Nya. Tuhan menginginkan kesetiaan kita agar kita dapat menikmati semua janji dan kebaikan-Nya.

Demikian pula dalam hal relasi dan hubungan kita sehari-hari. Kesetiaan selalu melibatkan dua pihak. Banyak hubungan yang hancur akibat ketidaksetiaan. Keluarga, persahabatan, karier, hubungan bisnis bahkan institusi rohani dapat berubah menjadi ajang perpecahan karena ketidaksetiaan.

Penyebab Lunturnya Kesetiaan

Visi yang tidak jelas
Tujuan yang pasti merupakan pemicu untuk kita bertekun meraihnya. Namun, sasaran yang kurang jelas membuat kita ragu bahkan bisa kehilangan arah. Situasi ini menyebabkan kita sering mengingkari janji atau komitmen sebelumnya.

Motivasi kurang kuat
Beberapa di antara kita memiliki karakter yang senang dengan hal-hal baru dan perubahan. Biasanya mereka merupakan orang-orang perintis dan inisiator yang baik. Namun, orang yang suka perubahan dan memiliki motivasi kurang kuat sering kali terjebak untuk mencoba hal baru dan mengabaikan apa yang dilaksanakan sebelumnya.

Emosional
Orang yang emosional mudah berjanji, namun cenderung mudah melupakan. Gampang antusias, tapi juga secepat itu bisa menjadi tak bersemangat. Sikap emosional adalah musuh kesetiaan. Karena keputusan bersifat reaktif dan impulsif sehingga kurang dipertim¬bangkan secara matang.

Kesetiaan adalah Komitmen
Kesetiaan dilandasi dengan keteguhan pada tujuan dan ketekunan atas tekanan. Kesetiaan bukan hal yang statis. Kesetiaan bukan berarti sikap pasrah tanpa daya. Tapi kesetiaan merupakan kunci untuk meraih sukses.

Kisah Rut perempuan Moab mengingatkan kita tentang makna sebuah kesetiaan. Ketika suaminya meninggal, Rut tetap setia mengikuti mertuanya. Meskipun untuk itu ia harus meninggalkan negeri dan keluarganya. Rut setia pada komitmennya.

Kesetiaan dibuktikan dengan kerelaan membayar harga. Hasil akhir membuktikan bahwa kesetiaan Rut tidak sia-sia. Tuhan memberkatinya dengan seorang suami yang baik dan anak laki-laki yang kelak menjadi leluhur Mesias.

Kesetiaan Melewati Ujian
Kesetiaan adalah cermin dari hati kita. Kesetiaan membuktikan semua hal-hal yang tersembunyi dalam diri kita. Kesetiaan bukan sekadar sebuah pernyataan. Tapi kesetiaan dibuktikan melalui berbagai ujian.

1. Diuji oleh waktu
Batu uji kesetiaan yang paling sederhana adalah waktu. Aspek dari kesetiaan adalah tekun dan persisten. Orang setia adalah mereka yang bertahan hingga akhir. Tekun pada setiap target dan tahap pencapaian, juga pada komitmen dan visi hidup kita.

2. Melalui situasi yang sulit
Motivasi tidak kuat dan sikap mudah menyerah merupakan penyebab kita sulit bertahan melewati masa-masa yang sukar. Kesetiaan menjadi buyar jika kita tidak dapat mencari solusi mengatasi situasi yang sulit.

3. Lewat konflik hubungan
Konflik tidak dapat dihindari. Setiap kehidupan dan hubungan yang normal pasti mengalami konflik. Karena kita unik dan memiliki karakter berbeda satu sama lain. Perbedaan pendapat dan argumentasi adalah hal yang wajar. Kesetiaan dapat dipertahankan jika kita mampu menyelesaikan konflik secara benar.

4. Kesediaan membayar harga
Kesetiaan bukan didasari pada sikap mencari keuntungan sendiri. Tapi lebih pada komitmen yang diberikan. Orang yang mau menang sendiri biasanya tidak bertahan jika ada pengorbanan. Kesetiaan adalah sebuah komitmen dan pengabdian yang diberikan.

Sumber: Majalah Bahana, September 2008

0 comments:

Post a Comment