Friday, September 9, 2011

Kekuatan untuk Melanjutkan Hidup

By: Pdt. Dr. Ir. Natanael S. Prajogo, MA

Ratapan 3:47-48

Ketika keputusasaan menyerang, bagaimana kita bisa mendapatkan kekuatan untuk melanjutkan hidup? Belajar dari nabi Yeremia yang mengalami tragedi atas bangsanya, keluarganya, dan orang-orang yang dikasihinya.

1. Fokus pada Allah (ay. 28-29).
“When life is heavy and hard to take, go off by yourself. Enter the silence. Bow in prayer. Don’t ask questions: Wait for hope to appear.” (The Message)

Allah rindu berbicara kepada kita. Dia ingin berbicara dengan kita lebih daripada kita ingin mendengar-Nya. Kita perlu mengambil waktu untuk berhenti sejenak dari kesibukan hidup. Seperti setiap mobil balap harus masuk dalam pitstop untuk “dipulihkan” agar dapat mencapai garis finish. Demikian pula dengan kita. Membangun kehidupan doa melalui saat teduh merupakan pilihan tepat.

Matius 6:6
“Here’s what I want you to do: Find a quiet, secluded place so you won’t be tempted to role-play before God. Just be there as simply and honestly as you can manage. The focus will shift from you to God, and you will begin to sense his grace.” (The Message)

Segala sesuatu yang menjadi fokus akan nampak lebih besar dan lebih jelas. Di dalam saat teduh, fokus kita akan digeser dari persoalan hidup, kepada Allah. Semakin kita memandang Allah yang besar, semakin anugerah-Nya yang menguatkan hidup kita.

2. Singkirkan ketakutan Anda (ay. 55-57).
Ketika persoalan datang, reaksi kita yang sering terjadi adalah sedih, bingung, ragu, marah, dan frustrasi. Dari semua emosi itu, ada satu emosi yang paling mematikan, yaitu takut. Namun, ketakutan bisa disingkirkan dengan :

a. Kebenaran (Yoh. 8:31-32)
Sebagian besar ketakutan berasal dari input yang salah (dusta, salah persepsi, salah mengerti, prasangka, asumsi, dll). Ketika orang membangun hidupnya di atas input yang salah, bangunannya tidak bisa kokoh. Mengatasi ketakutan bukan dengan mengatakan “aku tidak akan takut lagi”, namun dengan mengganti input, yaitu kebenaran. Lebih banyak kita mengisi hidup dengan firman yang adalah kebenaran, lebih banyak kebenaran yang menguasai pikiran kita. Maka, tidak ada ruang lagi untuk ketakutan.

b. Kasih (1 Yoh. 4:18).
Allah adalah kasih, dan kasih selalu lebih kuat dari ketakutan. Ketika hidup kita penuh dengan kasih Allah, ketakutan akan menjauh.

c. Iman.
Iman memberi keberanian untuk melangkah dan bertindak. Di mana ada iman, di situ ketakutan lenyap.

3. Percaya Allah memulihkan Anda. Ratapan 5:21 dan Mazmur 27:13
Allah adalah spesialis penciptaan baru.
Tiga hal yang jangan Anda lakukan ketika persoalan datang.
1. Jangan tertekan dengan kesedihan.
2. Jangan menyerah dalam hidup.
3. Jangan mundur.

Semua kita pernah terluka di masa lalu. Sebenarnya tidak ada orang yang bisa melukai kita tanpa seizin kita. Membuang kepahitan dengan melepaskan pengampunan bukan untuk keuntungan orang lain, tetapi justru untuk keuntungan diri sendiri.

4. Ingatlah apa yang tidak pernah berubah.
Hidup itu selalu berubah. Namun ada beberapa hal di dalam hidup yang tidak berubah. Anda perlu menjangkarkan hidup Anda pada hal-hal yang pasti.
Hal-hal yang tidak pernah berubah:
1. Allah tetap memegang kendali.
2. Allah tetap mengasihi Anda.
3. Allah adalah semua yang Anda perlukan.

Kiranya kita menjadi orang-orang yang tetap punya energi yang cukup untuk melanjutkan perjalanan hidup yang makin berat ini. Tuhan memberkati!

Sumber: Majalah Bahana, September 2009

0 comments:

Post a Comment