Tuesday, September 6, 2011

KEKUATAN DAYA TAHAN

Semangat membangun kekuatan, harapan memupuk ketabahan. Kita semua menginginkan situasi yang menyenangkan. Kita merasa aman di zona nyaman, saat semua harapan terpenuhi.

Kita memimpikan kehidupan seperti di taman bunga yang indah. Tapi ternyata hidup tidak seindah impian kita. Malang tak dapat ditolak dan untung tak dapat diraih. Semua orang menginginkan keuntungan. Namun tidak semua yang berhasil mendapat untung. Lebih sedikit lagi orang yang mampu mengubah kesulitan menjadi keuntungan. Cara pandang kita terhadap kesulitan menentukan bagaimana hasil akhirnya. Masalah dan kesulitan bisa datang silih berganti. Tapi sikap dan respons kita ketika menghadapi masalah sangat memengaruhi kemampuan kita untuk menanggungnya. Kita akan mudah merasa tak berdaya, stres, frustrasi bahkan putus asa jika kita menjadi emosional dan kehilangan akal sehat. Burung rajawali memanfaatkan badai untuk terbang. Tekanan justru mengangkatnya lebih tinggi.

Melalui kesulitan dan badai, mereka bertumbuh dan mempertahankan hidupnya. Realita Mengenai Tekanan Hidup 1. Tekanan tidak melebihi kemampuan kita 2. Tekanan pasti akan berakhir 3. Tekanan menumbuhkan kekuatan 4. Tekanan adalah kesempatan untuk mengembangkan diri. Kemampuan untuk Mengembangkan Daya Tahan Daya tahan adalah kemampuan untuk menanggung kesusahan tanpa menyerah. Untuk tetap teguh dalam penderitaan atau kemalangan dengan tidak bersungut-sungut. Karena rasa kecewa dan persungutan hanya memerosotkan motivasi dan kekuatan diri. Jika kita memiliki daya tahan, kita memiliki ketabahan untuk mempertahankan stamina dan keseimbangan fisik, mental maupun rohani.

Ketabahan membawa kita menjadi lebih dekat pada tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Daya tahan dibangun dari 4 kemampuan yang terdiri atas:

1. Kemampuan untuk Mengendalikan Masalah. Masalah bagaikan gelombang yang datang bergulung dan menghantam pantai. Namun para penggemar surfing justru mencari tempat-tempat luar biasa di penjuru dunia untuk bisa ”mengendarai ombak”. Mereka menggunakan keberanian dan keahlian yang dimiliki agar tetap berada di permukaan air. Sikap reaktif membuat kita sulit mengendalikan masalah, karena dipicu oleh emosi dan asumsi. Tapi dengan bersikap tenang. kita dapat memilah-milah persoalan secara cermat. Kita sebaiknya tidak mencari-cari kesulitan, namun janganlah lari jika menghadapi masalah. Hadapilah dengan sikap responsif dan kondusif.

2. Kemampuan untuk Menemukan Akar Masalah. Sebuah pohon yang ditebang akan kembali tumbuh jika akarnya masih ada. Suatu masalah akan terus timbul jika akarnya tidak ditemukan dan diselesaikan. Masalah bisa bersumber dari internal pribadi atau dari hal-hal yang sifatnya eksternal. Namun kecenderungan untuk hanya mempersalahkan situasi atau orang lain, membuat kita sulit introspeksi diri dan bersikap waspada. Sebaliknya evaluasi diri dan mengakui titik kritis yang dimiliki, membuat kita cepat menyelesaikan masalah.

3. Kemampuan untuk Membatasi Jangkauan Pengaruh Masalah. Kita belajar dari bencana lumpur Lapindo. Meskipun belum dapat teratasi secara sempurna, namun tindakan awal yang dapat dilakukan adalah menahan luapan lumpur. Tanggul-tanggul dibangun untuk membatasi jangkauan lumpur tersebut. Demikian pula dengan masalah yang dihadapi. Soal pribadi jangan melibatkan masalah umum atau kelompok. Masalah kantor sebaiknya tidak terkait dengan urusan keluarga dan sebaliknya. Dengan kemampuan bersikap tegas dengan menitikberatkan pada nilai-nilai, kita mampu membendung pengaruh masalah tersebut.

4. Kemampuan untuk Bertahan dan Menanggung Masalah. Ada keunikan dari burung bangau. Kakinya sangat kurus dan panjang. Namun jangan diremehkan, karena bangau sanggup berdiri satu kaki selama berjam-jam. Kita mungkin dengan mudah bisa berdiri dengan kaki sebelah. Tapi, berapa lama? Adversity tidak hanya dibangun dari seberapa besar masalah yang dihadapi, tapi berapa lama kita sanggup untuk bertahan. Kesabaran dan ketekunan membuat kita lebih tangguh. Sedangkan sahabat, keluarga dan orang-orang sekitar kita akan menolong dan menghibur kita untuk bersikap tabah menghadapi masalah.

Sumber: Majalah Bahana, Agustus 2008

0 comments:

Post a Comment