Tuesday, September 6, 2011

Kau TUHAN adalah Bapa yang setia

By: Jonathan Prawira

Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. (Hosea 2:18)

Tiap kali melayani di Papua, saya senantiasa terharu. Meskipun ada yang beranggapan, fasilitas dan prasarana pembangunannya tertinggal dari kota besar lainnya. Tapi, pulau ini dipenuhi kekayaan alam yang melimpah ruah. Sebelum menyampaikan kesaksian pujian, saya selalu mengatakan di panggung: Papua artinya, pulau kepunyaan Allah. Manusia boleh mengabaikan Papua, tapi TUHAN memelihara dengan sempurna.

Baru-baru ini, saat pelayanan di sana, saya memperoleh pelajaran menarik. Kami pergi bersama artis Feby Febiola dan seorang pemusik. Nah, sementara rombongan kami pulang dengan penerbangan di siang hari, si pemusik pulang dengan penerbangan pagi hari.

Hotel kami -- konon hotel favorit band terkenal – letaknya sangat jauh dari bandara. Saya sempat bertanya, mengapa si pemusik tidak pulang siang bersama kami. Karena saya kasihan, setelah melayani sampai malam, ia sudah harus berangkat pagi-pagi buta. Rupanya ia memiliki kepentingan mendesak di Jakarta. Akhirnya, saya pikir baiklah.

Setelah beristirahat cukup, makan pagi sederhana yang nikmat, mandi, dan pamitan dengan panitia, tibalah waktunya kami pulang. Di tengah jalan berliku-liku menuju bandara, tiba-tiba kami menerima telepon yang mengejutkan! Sahabat kami, si pemusik, ternyata masih di bandara. Ya ampun, apakah pesawatnya begitu terlambatnya sampai ia mesti ketinggalan urusan penting di Jakarta?

Ternyata, bukan! Ia tidak terbang karena ketinggalan pesawat. Apakah ia terlambat check-in? Tidak, ia tertidur di lounge gara-gara mengantuk kurang tidur, sementara menunggu panggilan! Akibatnya ia harus mencari tiket penerbangan berikutnya, yaitu pesawat yang akan kami tumpangi. Untung ia dapat. Kalau tidak, ia harus menginap semalam lagi di Jayapura sendirian.

Saya berpikir: Andaikata ada yang membangunkannya, sahabat kami itu tidak perlu mengalami peristiwa mendebarkan ini. Namun saya mendapatkan inspirasi yang mengingatkan saya: Lihat, Bapa begitu setia terhadap kita. Waktu roh kita tertidur terbuai kenikmatan dunia, Roh Kudus tidak segan-segan dan tidak bosan-bosannya berusaha membangunkan roh kita dengan berbagai cara. Pribadi-Nya yang lembut berani mengambil resiko, kita akan salah mengerti dan marah kepada-Nya karena dibangunkan dari mimpi atau khayalan indah. Karena Ia tahu, kita tidak tahu apa akibat yang akan kita tanggung, bila akhirnya kita benar-benar terpisahkan dari TUHAN pada akhir zaman.

Kau TUHAN adalah Bapa yang setia / Tiada sekalipun ku ditinggalkan / Penghiburan yang ku rindukan / Selalu Kau sediakan / Kau TUHAN adalah Bapa yang setia / Takkan Kau biarkan ku terpisahkan / Kaulah sumber pertolonganku / yang dapat ku percaya – lagu Bapa yang Setia dari album THE NEXT LEVEL.

Kita mungkin berkata, dunia tak bisa memisahkan kita dari kasih TUHAN. Tapi kenyataan sering kali membuktikan, hanya oleh masalah sepele, manusia sering kali sudah meninggalkan-Nya. Kalau sampai saat ini kita tetap melekat pada TUHAN, itu bukan karena kehebatan iman kita. Tapi karena Bapa yang setia tidak membiarkan kita terpisahkan. Ketinggalan pesawat memang tidak enak. Tapi ketinggalan Yesus yang mengangkat kita ke surga, itu jauh lebih mengerikan.

Salam inspirasi dari your worship partner Jonathan Prawira

Sumber: Majalah Bahana, Juli 2008

0 comments:

Post a Comment