Friday, September 9, 2011

HATI YANG BERSYUKUR

By: Jonathan Prawira


“Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi.” (Mzm 92:1)

Terlepas dari kematiannya yang kontroversial, Michael Jackson dikenal orang terdekatnya sebagai pribadi yang tidak berbahagia karena penderitaan masa lalunya yang pahit. Saya jadi teringat suatu hikayat yang menginspirasi saya:

Alkisah, setelah mengeluh pada Nabi Samuel, mengenai perlakuan keras dan tidak adil dari orangtuanya, Daud remaja pun bertanya, “Bagaimana aku bisa bahagia dalam hidup ini?”

Sebagai jawabannya, Nabi Samuel mengeluarkan dua buah kotak lalu menjelaskan, “Setiap kali engkau mengalami hal yang tidak menyenangkan, masukkan sebiji gandum ke kotak hitam. Sebaliknya, setiap kali engkau mengalami hal yang menyenangkan masukkan sebiji gandum ke dalam kotak emas. Minggu depan bawa kembali kepadaku. Niscaya engkau pasti mendapatkan bibit kebahagiaan.”

Seminggu kemudian, Daud membawa kedua kotak itu dan berkata kepada Nabi Samuel, “Guru, biji gandum dalam kotak hitam ini mestinya terisi lebih banyak. Namun karena ada lubang di dasarnya, sekarang jadi kosong sama sekali. Sebaliknya biji gandum dalam kotak emas ini mestinya terisi lebih sedikit. Namun karena kotaknya tidak berlubang, jadi terisi lebih banyak.”

Nabi Samuel tersenyum puas dan menjawab, “Anakku, kotak emas ini adalah hati yang bersyukur atas rahmat yang TUHAN berikan padamu. Sedangkan kotak hitam berlubang adalah hati yang melepaskan setiap penderitaanmu. Kebahagiaan itu bukan berasal dari luar. Kebahagiaan itu berasal dari hati yang menyimpan kebaikan dan mencampakkan semua penderitaan.”

Kelak, Daud menjadi raja yang sukses dan bahagia. Hatinya tidak pernah mempersoalkan penderitaan masa lalunya lebih dari pada memikirkan bagaimana menyejahterakan rakyat yang dipimpinnya.

Kalau bukan Tuhan memberkatiku. Tak mungkin kumiliki segala sesuatu. Michael Jackson punya hak untuk menganggap: apakah ketenaran yang melegenda, harta yang berlimpah-ruah, dan status megabintang yang bisa membuat orang lain iri itu sebagai berkat dari TUHAN. Atau, justru sebagai kutuk yang mengekang kebebasannya.

Kalau bukan Tuhan menyertaiku. Tak mungkin kuatasi persoalanku. Michael Jackson punya hak untuk memilih: apakah ia akan mengingat penderitaan di masa lalunya. Atau, bagaimana TUHAN menyertainya, mengubah masa lalunya yang seperti mata air pahit menjadi masa depan yang penuh gunung kemuliaan.

Hatiku bersyukur, dapat mengenalMu. Kau Tuhan yang menjadi sumber kehidupanku. Michael Jackson punya hak untuk memutuskan: apakah ia akan meninggalkan TUHAN, dan mencari kebahagiaan dengan caranya sendiri seperti pada obat-obatan. Atau, dengan cara bersyukur pada TUHAN yang telah memberikannya blessing in disguise, berkat di balik persoalan, mahkota di balik salib.

Hati yang bersyukur di sepanjang waktu. Akan Engkau tunjukkan s’gala kebaikanMu. Seperti Michael Jackson, kita pun punya hak yang sama. Saya terinspirasi, bahwa bersyukur bukan sekadar perintah TUHAN, melainkan kuasa. Syukur itu berkuasa mengingatkan apa yang sudah TUHAN lakukan dan berikan untuk kita. Berkuasa membuka mata kita melihat kebaikan TUHAN. Berkuasa menolong kita bertindak bukan atas dasar penderitaan, tapi atas dasar penyertaan TUHAN. Dan berkuasa menerima lebih banyak lagi dari TUHAN. Kalau kita suka memberi pada orang yang berterima kasih pada kita, bukankah hal yang masuk akal jika TUHAN juga suka memberi kepada orang yang tahu bersyukur kepada-Nya?

Bagaimana memiliki hati yang bersyukur? Dengan selalu berusaha mengenal-Nya melalui penyembahan-penyembahan kita. Salam inspirasi dari worship partner Anda.

Sumber: Majalah Bahana, Agustut 2009

0 comments:

Post a Comment