Tuesday, September 6, 2011

Hadapi Krisis, Jangan Hindari

By: Pdt. Drs. Jerry Rumahlatu, D.Th

Dalam menyikapi krisis yang terjadi, tidak perlu menyalahkan Allah. Seharusnya mengambil sikap bertobat dengan sungguh-sungguh.

Kondisi kehidupan bangsa saat ini tidak menentu. Bidang politik, sosial, budaya dan yang terparah adalah ekonomi. palagi setelah keputusan pemerintah kenaikan harga bahan bakar inyak (BBM). Hal ini merupakan titik di mana manusia sedang diuji keberadaannya sebagai umat Tuhan yang mestinya tetap berserah kepada-Nya. Kondisi sekarang mungkin hampir sama ketika bangsa Israel bersungut-sungut kepada Musa atas kehidupan mereka yang tidak menentu di padang gurun.

Kini, manusia berbondong-bondong menyalahkan pemerintah tentang kondisi bangsa yang terpuruk. Pemerintah dituntut untuk menyelesaikan permasalahan rakyat seketika. Mereka tidak menyadari bahwa pencobaan dan mengujian memang Tuhan izinkan terjadi. Ketahuilah bahwa Tuhan itu baik adanya. Itu sebabnya apa pun keadaan yang ditujukan kepada manusia itu baik adanya.

Kehendak Tuhan
“Saudara-saudara, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apa bila kamu jatuh kedalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan” (Yak. 1:2-3).

Memang Tuhan mengizinkan semua itu terjadi, karena dalam kehidupan, Tuhan rindu memberikan pembelajaran berarti. Setiap orang harus mengambil sikap untuk kembali kepada Alkitab. Sekarang, banyak orang mengaku sebagai umat Tuhan, tapi tidak pernah disiplin menerapkan firman Tuhan dalam kesehariannya.

Kondisi krisis yang terjadi sekarang memang dirasakan oleh masing-masing individu. Mereka harus mengubah diri, sehingga nantinya akan terjadi transformasi. Baik itu secara jemaat, masyarakat, dan juga erhadap sistem yang berlaku. Niscaya, bila semua berjalan dengan baik akan ada pembaharuan besar terjadi.

Yakobus menjabarkan bagaimana umat Allah harus menyikapi kondisi krisis dan pencobaan yang dialami. Ada pesan yang Allah ingin sampaikan dalam situasi krisis yang dirasakan oleh umat-Nya. Ia mau umat-Nya sungguh-sungguh mengikuti kebenaran firman-Nya. Hingga nantinya muncul suara kenabian yang akan membawa bangsa ini kepada perubahan yang lebih baik.

Sebagai umat yang dikasihi Tuhan, jangan pernah berusaha untuk menghindari apa yang menjadi rencana Tuhan. Krisis dalam hidup ini bisa berlangsung lama dan bisa berakibat fatal bagi yang mengalami. Tetapi di balik setiap krisis yang terjadi, sebenarnya mendorong kita untuk mengoreksi diri sendiri.

Bagi orang Kristen, krisis sudah menjadi bagian hidup. Karena itu, harus dihadapi dengan nilai piritualitas kekristenan. Sudah semestinya kita berkaca kepada pengalaman Yesus Kristus. Terutama saat Kristus harus menderita. Kita tahu apa yang kita alami merupakan bagian kecil dari penderitaan yang dialami-Nya. Dan, memang tidak sampai melemahkan kekuatan kita karena ada kehadiran Allah dalam hidup kita.

Dalam menyikapi krisis yang terjadi, kita tidak serta merta harus enilai keberadaan Allah pada saat kita sedang tertimpa krisis. Secara ribadi kita harus mengambil sikap bertobat dengan sungguh-sungguh. Minta campur tangan-Nya dalam mengatasi semua persoalan yang ada. Sebagai orang Kristen, kita harus merespon krisis dengan sikap enang. Tidak perlu menghindari bahkan lari. Dari krisis itu, ada berbagai embelajaran yang dapat menjadi modal dalam menghadapi hari esok. Krisis dapat memotivasi kita untuk terus maju menghadapi tantangan yang lebih besar di hadapan kita.

Sebagai umat Allah, kita perlu meyakini bahwa yang diberikan Allah positif adanya. Walaupun kenyataan yang kita terima sesuatu yang negatif, kita perlu menanamkan dalam hati, Allah akan memberikan yang kita inta jika sesuai kehendak dan aktu-Nya. Berdoa dan berharap terus agar Tuhan senantiasa memegang tangan kita.

Sumber: Majalah Bahana, Juli 2008

0 comments:

Post a Comment