Tuesday, September 6, 2011

Beranilah Bersaksi

By: Prof. Roy Sembel

“.. Jadi janganlah malu bersaksi tentang TUHAN kita ...” (2 Timotius 1:8)

Coba jawab kuis cepat berikut ini. Mukjizat apa yang paling hebat? Jawaban dari anak Sekolah Minggu saya bervariasi. Ada yang menjawab orang sakit disembuhkan, orang banyak mendapat makanan, orang miskin jadi kaya, dll. Ternyata bukan itu jawabannya. Mukjizat seperti itu dengan mudah bisa ditiru oleh Iblis. Mukjizat besar yang tidak mungkin ditiru oleh Iblis adalah orang berdosa bertobat dan diselamatkan.

Untuk mewujudkan mukjizat besar tersebut, Tuhan mengikutsertakan semua anak-Nya. Agar manusia bisa bertobat, ia perlu mendengarkan firman Tuhan. Agar firman Tuhan bisa sampai kepada manusia yang berdosa, harus ada yang menyampaikannya. Siapa lagi yang harus menyampaikannya kalau bukan anak-anak Tuhan? Jadi, anak-anak Tuhan harus berani bersaksi dengan menyampaikan kabar baik tentang keselamatan umat manusia.

Berani vs Nekad
Berani tidak sama dengan nekad. Nekad berarti terburu-buru, tanpa pikir panjang, tidak ada landasan, dan tidak ada perlindungan atau proteksi. Bila seseorang nekad terjun dari atas gunung ke jurang yang dalam, tentu ia akan mati konyol. Sebaliknya, berani bermakna mengambil tindakan nyata namun semua tindakan itu ada logikanya, ada dasarnya, dan dilengkapi dengan perlindungan atau proteksi. Orang yang berani akan terjun dari atas gunung setelah mengetahui tujuannya, melakukan survai terhadap medannya, menggunakan parasut, helm, sepatu, dan perangkat proteksi lainnya. Dengan demikian, ia akan berpeluang besar untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Sejalan dengan pemikiran tersebut, anak Tuhan harus berani bersaksi, tetapi jangan nekad. Artinya, bersaksi itu harus ada logikanya. Anak Tuhan harus mempelajari firman Tuhan dengan baik agar bisa mengerti kabar keselamatan yang harus disampaikan. Berita yang kita sampaikan adalah informasi yang sangat berguna bagi penerima berita, dan lebih hebat lagi, harganya gratis. Tuhan siap memberikan Air Hidup gratis kepada orang yang mau percaya kepada-Nya.

Selanjutnya, bersaksi itu ada dasarnya, yaitu firman Tuhan sendiri yang memerintahkan kita untuk menjadi saksi-Nya. “... dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi ...” (Kis. 1:8b). Ditekankan lebih lanjut, bahwa kita harus menjadi pelaku firman bukan hanya pendengar. “...Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja...” (Yak. 1:22a).

Dan yang terakhir, kita berani bersaksi karena kita tahu Tuhan akan melindungi anak-Nya yang bersaksi secara berani (bukan nekad) sesuai kehendak Tuhan. Dalam perikop di Kisah Para Rasul 4:1 sampai 5:29, dipaparkan kesaksian para rasul. Dengan urapan Roh Kudus, mereka menjalankan perintah Tuhan untuk bersaksi. Meski dilarang, ditangkap, bahkan dipenjara, Tuhan melindungi dan membebaskan mereka.

Sebagai anak Tuhan, kita wajib menjadi duta bagi Kerajaan Surga dengan menyampaikan berita keselamatan di lingkungan keluarga inti (Yerusalem), keluarga besar (Yudea), lingkungan masyarakat (Samaria), bahkan sampai ke ujung bumi. Kita bisa membantu menyampaikan kabar keselamatan dengan perkataan kita terlebih lagi dengan perbuatan kita, dengan menjadi teladan bagi lingkungan. Yesus yang dilihat oleh orang dunia adalah Yesus yang tampil dalam diri kita, melalui perkataan dan perbuatan kita.
Selamat bersaksi!

Sumber: Majalah Bahana, Juli 2008

0 comments:

Post a Comment