Friday, September 9, 2011

Aha Moment

By: Dr. Xavier Quentin Pranata, MACE

Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak. Setiap kali hanya berpindah sedemikian sedikit.

Aku mendesak, menghardik, dan memarahinya. Keong memandangku dengan pandangan meminta maaf, seakan-akan berkata, “Aku sudah berusaha dengan segenap tenaga!”. Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya. Keong terluka. Ia mengucurkan keringat. Dengan nafas tersengal-sengal, merangkak maju. Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.

“Ya Tuhan! Mengapa?”

Langit sunyi-senyap. Biarkan saja keong merangkak di depan. Aku kesal di belakang. Aku memelankan langkah, menenangkan hati ....

Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga. Ternyata ini adalah sebuah taman bunga. Aku merasakan hembusan sepoi angin. Ternyata angin malam bertiup demikian lembut. Ada lagi! Aku mendengar suara kicau burung, suara dengung cacing. Aku lihat langit penuh bintang cemerlang.

Oh? Mengapa dulu tidak merasakan semua ini? Barulah aku teringat. Mungkin aku telah salah menduga! Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat memahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalau aku berjalan sendiri dengan cepatnya.

“He’s here and with me for a reason!”

Kisah menarik yang dikirimkan Ilona ke Blackberry-ku memberi kita pelajaran yang sangat indah. Kita sudah terbiasa —atau terpaksa— hidup di dunia yang serba cepat (baca: terburu-buru) dan instan (baca: sim salabim). Akibatnya banyak hal penting yang tertinggal di belakang.

Di dalam hidup ini kita bisa memperlambat hidup kita untuk memperoleh sesuatu yang jauh lebih berharga. Banyak penemuan dunia yang tercipta saat orang-orang itu sengaja mencari keheningan dan mengurangi perputaran hidupnya. Isaac Newton menemukan hukum gravitasi—Aha Moment— saat berbaring di kebun buah. Galileo Galilei mendapat gagasan pemakaian pendulum untuk menandai waktu saat berada di gereja. Ilmuwan Niels Bohr menemukan struktur atom saat menonton pacuan kuda. Saat saya berada di Opera House Sydney, saya tahu bahwa gedung pertunjukan yang menjadi obyek wisata yang paling banyak difoto di Australia itu diilhami oleh struktur kerang. Buku saya yang terbaru BB OK, SMS OKE diilhami saat setiap hari para sahabat saya mengirimkan gambar atau motivational phrase ke Blackberry saya. Kita bisa memperpanjang daftar ini sendiri.

Setiap hari, saya seharusnya bisa pergi ke kantor agak siangan. Namun, setiap pagi saya menemani kedua anak saya —Yonatan dan Yosafat Pranata— untuk berangkat ke sekolah mereka. Kami tinggal di Surabaya Timur sedangkan mereka sekolah di Surabaya Barat. Perjalanan yang memakan waktu sekitar setengah jam itu membuat saya sering menemukan ide-ide segar baik untuk siaran saya di radio setiap pagi, siang dan petang maupun ide tulisan untuk buku-buku saya serta tema-tema khotbah maupun seminar.

Nah, jika Anda termasuk seorang fast pacer, slow down, please. Temukan Aha Moment di dalam diri Anda sendiri. Percayalah, milyaran ide segar siap Anda petik!

Sumber: Majalah Bahana, Agustus 2009

0 comments:

Post a Comment